Minggu, 26 Februari 2017

Mengapa Habib Rizieq Terkadang Keras & Tegas


Al Habib Muhammad Rizieq Shihab sering dapat pertanyaan.

Habib Rizieq.... dulu Al Imam Alfaqih Almuqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi kan sudah menancapkan pedangnya, bahkan mematahkan pedangnya (tidak memakai kekerasan) meninggalkan perbuatan kekerasan, lebih ke ajaran sufi saja, berarti kalo ada habib yang menggunakan kekerasan sudah TIDAK SEJALAN dengan ajaran Ahlu bait Rosulullah lagi dong bib...?

BERIKUT JAWABAN NYA :
Kalau kita ingin mengambil satu kesimpulan, kita harus baca latar belakangnya terlebih dahulu.
dalam Kitab Syamsud Dhahirah, Karya Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain Al-Masyhur.
Al Imam Ahmad bin Isya Almujahir RA, datuknya para habaib yang pertama kali hijrah ke hadramaut untuk menghindarkan fitnah, ketika beliau baru sampai Hadramaut beliau langsung di perangi oleh golongan khawarij/Nashibah/Nawashib (golongan yang membenci keturunan Rasulullah saw), para Ahlu bait nabi saw di jadikan target pembunuhan oleh kaum khawarij yang membenci ahlu bait nabi saw, begitu waspadanya para Ahlu bait nabi saw selalu membawa pedang untuk berjaga jaga, kemana saja bahkan pada saat membuka kitab sekalipun/Talim pedang tak tertinggal sehingga menjadi adat ke istiadatan Ahlu bait nabi saw selalu membawa pedang.
Lalu di lawan lah golongan tersebut oleh Al Imam Ahmad bin Isya Almuhajir RA dan alhamdulillah Allah memenangkan beliau, bahkan bukan kemenangan saja yang di dapat, golongan khawarij yang semula memerangi beliau akhirnya mengikuti Thoriqoh Ba’alawi,
Berkat jasa beliau hadramaut menjadi bumi Ahlusunnah waljamaah, padahal pada saat itu hadramaut di penuhi golongan syiah dan khawarij, nawashib dll.
Namun jaman berubah, datanglah jamannya Al Imam Alfaqih Almuqadam Muhammad bin Ali ba’alawi RA, pada zaman inilah ahlu bait Rosulullah sudah bukan menjadi target pembunuhan lagi.
Namun beliau Al Imam Alfaqih Almuqadam Muhammad bin Ali ba’alawi RA. masih selalu membawa pedang kemana mana, ketika beliau berguru kepada Assyeikh Al-Amudhi RA, sang guru menasehati sang murid yang selalu membawa pedang kemana mana, isi nasehat tersebut ialah, sudah tidak relevan lagi kamu membawa pedang kemana mana. Karena ahlu bait Rosulullah sudah bukan menjadi terget pembunuhan lagi bahkan ahlu bait Rosulullah menjadi sebagai juru damai, masa juru damai membawa pedang.
Pada saat itu pula Al Imam Alfaqih Almuqadam Muhammad bin Ali ba’alawi menancapkan pedangnya, ada sebagian riwayat di bengkok kan pedang tersebut, dalam artian melihat situasi pada saat itu, BUKAN BERARTI ADA KEDZHOLIMAN LALU PASRAH ATAU DIAM SAJA, Tidak.!

KESIMPULAN :
Kita jangan mau di adu domba oleh pihak pihak yang ingin umat islam terpecah belah, ah.. ini habib lembut, ini habib keras... kita sama sama umat islam di bawah bendera Rosulullah sama sama ahlusunnah waljamaah... sama sama pecinta Habaib.
INGAT medan juang islam ada TIGA : Dakwah dengan bijak dan lembut, Hisbah dengan cerdas dan tegas, Jihad dengan keras dan siasat. Rosulullah melakukan ketiganya, dan kita harus mengikuti, walaupun keahliaan kita terbatas, setidaknya kita harus saling dukung bukan saling hujat dan saling serang.
Al Habib Dr. Muhammad Rizieq Shihab berkata : Seorang Habib harus cerdas, kapan harus senyum, kapan harus menangis, kapan harus memegang pedang, kapan membengkokkan pedang, kapan harus lembut dan kapan harus tegas.


Sumber Ceramah ;
Al Habib Rizieq Shihab, di hadapan para habaib malaysia.

0 komentar:

Posting Komentar